Thursday, December 24, 2015

(SHOLAWAT SYIFA & MAKNA SYAIR PEPALI KI AGENG SELO)



ALLAHUMMA SHOLLI 'ALA SAYYIDINA.
MUHAMMADIN THIBBIL QULUBI WADAWAIHA.
WA'AFIYATIL ABDANI WA SYIFA'IHA.
WA NUURIL ABSHOORI WADLIYAAIHA.
WA ALAA ALIHI WASHOHBIHI WASALLIM.
Arti : "Ya Allah curahkanlah rahmat kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, sebagai obat hati dan penyembuhnya, penyehat badan dan kesembuhannya dan sebagai penyinar penglihatan mata beserta cahayanya. Semoga sholawat dan salam tercurahkan pula kepada keluarga serta para shahabat-shahabatnya”
PEPALI KI AGENG, SELO AMBERKAHI
OJO GAWE ANGKUH, OJO LADAK LAN OJO JAHIL
OJO ATI SERAKAH LAN OJO CELIMUT,
OJO BURU ALEMAN LAN OJO LADAK
WONG LADAK PAN GELIS MATI, LAN OJO ATI NGIWO
Arti : "Larangan Ki Ageng Selo yang memberkahi, Jangan sombong, jangan bengis,dan jangan jahil. Jangan serakah dan jangan panjang tangan, jangan mencari pujian dan jangan angkuh. Orang yang angkuh akan cepat mati. dan jangan berkehendak negatif"
NIRUHO WONG MULYO, HABAIB ULOMO
NIYAT HORMAT GOLEK TSAWAB UJAR BERKAH KANG MINULYO
OJO SAMPE MODO, ORA KENO NYELO
LUWIH BECIK DEREK TINDAK LAMPAH PINUJI MINULYO
TEMBUNG ALUS ATI ATI, LUNGGUHE OJO SEMBRONO
Arti : "Tirulah orang mulia, seperti para habaib dan ulama. Berniat untuk menghormati, mencari pahala dan keberkahan dari nasihat orang mulia. jangan sampai menghina, jangan menyela. Lebih baik ikut aktivitasnya orang mulia. bicara dengan halus dan hati-hati, duduknya jangan seenaknya sendiri"
SOPO NANDUR BAGUS, BAKAL PANEN UGO
SENENG AYEM BAHAGIA, ANAK PUTU SAK KLUWARGO
LAMUN DADI PENGGEDE, PRINTAH ANAK BUAHE
OJO NGANTI KERAS KAKU, SAK SENENG KAREPE DEWE
DADIYO SIRO PELINDUNG, PRINTAH KELAWAN KIRO KIRO
Arti: "Siapa yang menanam kebaikan, pasti akan panen juga. Senang tenang dan bahagia bersama anak cucu sekeluarga. Ketika jadi pejabat, saat memerintah anak buah"

INDAHNYA AKHLAK AL HABIB AHMAD BIN HASAN AL-ATTHOS


Dikisahkan suatu hari Al Habib Ahmad bin Hasan Al ‘Atthos datang ke kota Syibam, beliau masuk ke masjid untuk melakukan solat berjama'ah, tetapi sudah ketinggalan beberapa raka'at hingga beliau menjadi makmum masbuk, sudah menjadi kebiasaan beliau, Iaitu agak cepat dalam solatnya, namun beliau melaksanakan seluruh rukunnya secara sempurna.
Salah seorang makmum yang belum mengenal beliau, melihat solat Al Habib Ahmad bin Hasan Al ‘Atthos seakan-akan tergesa dan orang tersebut merasa solatnya Habib Ahmad itu kurang sempurna, karena itu ia menunggu Habib Ahmad sampai selesai solat untuk menegurnya, setelah salam dari solat, orang itu langsung menghardik Habib Ahmad: "Solat macam apa ini, engkau kira saat ini dirimu berhadapan dengan siapa dalam solatmu dan engkau lakukan untuk siapa?"
Mendengar hal ini Habib Ahmad langsung menjawab: "Semoga Allah memberimu balasan yang baik, engkau telah menunjukkan kepadaku sesuatu yang tidak pernah aku sedari sebelumnya, mungkin engkau melihat kesalahan dalam ruku' atau sujudku, jadi sekarang aku akan ulangi solatku di hadapanmu dan tolong engkau betulkan kalau ada yang salah dalam rukunnya atau bacaannya." Orang itu berkata: "Kalau begitu itu lebih baik." Orang ini punya niat yang baik dan ia bangga lantaran merasa telah mengajarnya.
Akhirnya Habib Ahmad mengulangi solatnya dengan suara yang keras, membaca fatihah, surah pendek, lalu ruku' dan i'tidal dengan sempurna, serta membaca do'a yang telah diajarkan Sayyidina ‘Ali bin Abi Tholib Karromallahu Wajhah dalam sujud beliau, dan semuanya dibaca dengan suara jelas. Orang-orang yang lalu-lalang kehairanan dengan solat itu dan mereka tidak faham dengan solat ini. Setelah salam orang itu berkata kepadanya: "Ini solat yang sempurna bahkan lebih baik dari solatku, apalagi do'anya lebih banyak dan aku sendiri tidak hafal." Lalu Habib Ahmad berkata: "Sekali lagi saya mohon maaf dan terimakasih, karena engkau telah menunjukkan kepadaku perbuatan yang baik, aku sendiri juga ragu mungkin masih ada kesalahan dalam solatku."
Lalu orang itu keluar dari masjid lalu ada beberapa orang yang bertanya: "Apa yang telah engkau katakan kepada Al Habib Ahmad?" Ia heran dan bertanya: "Al Habib Ahmad siapa?", Mereka berkata: "Al Habib Ahmad bin Hasan Al ‘Atthos." Mendengar hal ini, orang itu langsung gementar: "Inna lillahi wa innaa ilaihi roji'un. Aku tidak tahu kalau beliau adalah Al Habib Ahmad bin Hasan Al ‘Atthos."
Dia langsung berlari menuju a Al Habib Ahmad bin Hasan Al ‘Atthos, disertai tangisan yang tersedu-sedu dengan penuh penyesalan, Dan Habib Ahmad pun menjawab dengan lembut: "Tidak usah engkau menangis, karena engkau telah menunjukkan kebaikan untukku. Engkau sama sekali tidak mencelaku dan engkau hanya mengajarkan solat kepadaku, semoga Allah SWT memberimu limpahan balasan kebaikan."
SUBHANALLLAH….
Lihatlah wahai para pecinta Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassalam bagaimana kesabaran dan Husnudzon (prasangka baik ) Auliya Allah SWT ini. Hal ini merupakan budi pekerti yang mulia. Merekalah bejana-bejana ilmu. Hati-hati mereka memancarkan cahaya ilmu yang akhirnya menghasilkan budi pekerti yang luhur.
Sangat jelas terlihat kelakuan dan perbuatan Para Auliya Allah SWT tak lepas dari “Mutaba’ah binnabi shollallahu ‘alaihi wasallam.
Kami para Al ‘Aydrus kata Al Quthub Al Habib Abu Bakar bin 'Abdullah Al 'Aydrus Assakron memiliki satu amalan yang membuat kami sangat cepat menembus hadrohnya Allah SWT iaitu dengan “HUSNUDZON BILLAH” (Sangka Baik selalu kepada Allah SWT) terhadap apapun yang di takdirkan Alllah SWT baik itu berupa nikmat, bala musibah, pujian, hinaan, dan lainnya.