Jika riwayat hidup kaum arifin dibacakan kepada orang yang beriman, maka imannya kepada Allah akan semakin kokoh.Sebab kehidupan mereka merupakan cerminan dari kitabullah yg di dalamnya terkandung ilmu orang-orang terdahulu dan yang akan datang kemudian ( Al Habib Ali Bin Muhammad Alhabsyi ra)
Saturday, April 12, 2014
IMAM HASAN BASHRI DAN GADIS KECIL
SORE itu Hasan Bashri, seorang tabi’in terkemuka, sedang duduk di teras rumahnya. Tak lama kemudian lewat iringan jenazah dengan rombongan pelayat dibelakangnya. Dibawah keranda yang diusung, berjalan seorang gadis kecil sambil terisak-isak. Ia adalah putri orang yang sedang meninggal itu.
Keesokan harinya, usai salat subuh, gadis kecil itu bergegas lagi ke makam ayahnya. Hasan Bashri mengikutinya sampai ke makam. Ia bersembunyi dibalik pohon, mengamati gerak-gerik gadis kecil itu secara diam-diam. Gadis kecil itu berjongkok di depan gundukan makam. Ia menempelkan pipinya ke atas gundukan tanah. Sejurus kemudian, ia meratap dengan kata-kata yang terdengar jelas oleh Hasan Bashri.
“Ayah, bagaimana keadaanmu tinggal sendirian dalam kubur yang gelap gulita tanpa pelita dan pelipur? Ayah,kemarin malam aku nyalakan lampu untukmu, semalam siapa yg menyalakannya untukmu?
Kemarin masih kubentangkan tikar, kini siapa yang melakukannya?
Ayah, kemarin malam aku masih memijat kaki dan tanganmu, siapa memijatmu semalam? Ayah, kemarin aku memberimu minum, siapa yg memberi minum tadi malam kepadamu?
Kemarin malam aku membalikkan badanmu dari sisi yg satu ke sisi yang lain agar engkau merasa nyaman, siapa yang melakukannya untukmu semalam?”
Mendengar rintihan gadis kecil itu, Hasan Bashri tak kuasa menahan tangis. Ia keluar dari tempat persembunyiannya, lalu menyambut kata-kata gadis kecil itu.
“Hai gadis kecil! Jangan berkata seperti itu, tetapi, ucapkanlah, ‘Ayah, kuhadapkan engkau ke arah kiblat, apakah engkau masih seperti itu atau telah berubah?.
Ayah, kami kafani kau dengan kain terbaik, masih utuhkah kain kafan itu?
Ulama mengatakan bahwa hamba yang mati ditanya imannya. Ada yang menjawab dan ada yg tidak.
Bagaimana dengan ayah? Apakah engkaku bisa mempertanggungjawabkan imannmu, ayah? Ataukah engkau tak berdaya?
Ulama mengatakan, kubur sebagai taman surga atau jurang menuju neraka. Kubur kadang membelai orang mati seperti kasih ibu, atau kadang menghimpitnya seperti tulang belulang berserakan. Apakah engkau dibelai atau dihimpit ayah?
Kata ulama, orang yg dikebumikan menyesal, mengapa tak memperbanyak amal baik. Orang ingkar menyesal dengan tumpukan maksiatnya. Apakah engkau menyesal karena kejelekan mu ataukah karena amal baikmu sedikit, Ayah?
Ayah, engkau sudah tiada. Aku sudah tak bisa menemuimu lagi hingga hari kiyamat nanti. Wahai Allah, janganlah Engkaku rintangi pertemuanku dengan ayahku di akhirat nanti.”
Gadis kecil itu menengok kepada Hasan Bashri seraya berkata, “Betapa indah ratapanmu kepada ayaku, betapa baik bimbingan yang telah kuterima, engkau ingatkan aku dari lelap lalai.”
Kemudian Hasan Bashri dan gadis kecil itu meninggalkan makam. Mereka pulang sembari berderai tangis.
Labels:
KISAH & HIKMAH
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment